SENSOR PADA ROBOT SEPAKBOLA
ROBOT SEPAKBOLA
Kepopuleran permainan sepakbola
tersebut mendorong para ilmuwan untuk menciptakan robot yang bisa memainkan
sepakbola. Ide itu kemudian terealisasi sekitar satu dekade lalu, tepatnya
tahun 1998 saat dilangsungkannya putaran final piala dunia di Perancis. Sampai
dengan saat ini kejuaraan sepakbola robot tingkat dunia digelar setiap tahun,
dengan penyelenggara yang berbeda-beda tiap tahunnya. Para ilmuwan menargetkan
pada tahun 2050 juara piala dunia sepakbola robot akan diadu dengan juara piala
dunia sepakbola manusia.
Permainan sepakbola robot
mengikuti aturan standar yang diberlakukan dan harus dipatuhi oleh setiap
peserta. Di antara aturan tersebut, adalah permainan dilakukan di atas lapangan
berukuran panjang 9 meter dan lebar 5 meter. Masing-masing robot dalam satu tim
terdiri dari 4 robot, 3 robot sebagai robot pemain dan 1 robot sebagai robot
penjaga gawang. Panjang, lebar dan tinggi maksimal robot adalah 500mm x 500 mm
x 800 mm. Bola yang dipakai untuk permainan sepakbola robot berwarna orange,
dengan ukuran standar 5, sesuai standar FIFA.
Sensor yang digunakan pada robot ini
adalah :
- sensor ultrasonic yang berfungsi supaya robot tidak menabrak benda
- sensor keseimbangan gyroscope yang berfungsi menjaga keseimbangan robot
- sensor warna yang berfungsi mengenali warna benda, seperti gawang lawan, gawang sendiri, bola, maupun tim lawan.
- sensor gerak PIR
- sensor ultrasonic yang berfungsi supaya robot tidak menabrak benda
- sensor keseimbangan gyroscope yang berfungsi menjaga keseimbangan robot
- sensor warna yang berfungsi mengenali warna benda, seperti gawang lawan, gawang sendiri, bola, maupun tim lawan.
- sensor gerak PIR
Sensor ultrasonik adalah sebuah sensor yang berfungsi untuk mengubah besaran fisis (bunyi) menjadi besaran listrik dan sebaliknya. Cara kerja sensor ini didasarkan pada prinsip dari pantulan suatu gelombang suara sehingga dapat dipakai untuk menafsirkan eksistensi (jarak) suatu benda dengan frekuensi tertentu. Disebut sebagai sensor ultrasonik karena sensor ini menggunakan gelombang ultrasonik (bunyi ultrasonik).Gelombang ultrasonik adalah gelombang bunyi yang mempunyai frekuensi sangat tinggi yaitu 20.000 Hz.
Pada sensor ultrasonik, gelombang
ultrasonik dibangkitkan melalui sebuah alat yang disebut dengan piezoelektrik
dengan frekuensi tertentu. Secara detail, cara kerja sensor ultrasonik adalah
sebagai berikut:
•
Sinyal dipancarkan oleh pemancar ultrasonik
dengan frekuensi tertentu dan dengan durasi waktu tertentu. Sinyal tersebut
berfrekuensi diatas 20kHz. Untuk mengukur jarak benda (sensor jarak), frekuensi
yang umum digunakan adalah 40kHz.
•
Sinyal yang dipancarkan akan merambat sebagai
gelombang bunyi dengan kecepatan sekitar 340 m/s. Ketika menumbuk suatu benda,
maka sinyal tersebut akan dipantulkan oleh benda tersebut.
•
Setelah gelombang pantulan sampai di alat
penerima, maka sinyal tersebut akan diproses untuk menghitung jarak benda
tersebut. Jarak benda dihitung berdasarkan rumus :
S = 340.t/2
SENSOR GYROSOPE
giroskop adalah perangkat untuk
mengukur atau mempertahankan orientasi, dengan prinsip ketetapan momentum
sudut. Mekanismenya adalah sebuah roda berputar dengan piringan didalamya yang
tetap stabil. Giroskop sering digunakan pada robot atau heli dan alat-alat
cangggih lainnya.Gyroscope adalah berupa sensor gyro untuk menentukan
orientasi gerak dengan bertumpu pada roda atau cakram yang berotasi dengan
cepat pada sumbu.
Gyro sensor bisa mendeteksi
gerakan sesuai gravitasi, atau dengan kata lain mendeteksi gerakan pengguna.Sebelum
digunakan, sensor gyroscope terlebih dahulu dilakukan proses kalibrasi dengan
menggunakan bandul. Proses kalibrasi tersebut berfungsi untuk memperoleh nilai
faktor kalibrasi. Gyroscope memiliki keluaran berupa kecepatan sudut dari arah
3 sumbu yaitu: sumbu x yang nantinya akan menjadi sudut phi ( kanan dan
kiri ), sumbu y nantinya menjadi sudut theta ( atas dan bawah ), dan
sumbu z nantinya menjadi sudut psi ( depan dan belakang ).
SENSOR PHOTODIODA
Sensor photodioda adalah salah
satu jenis sensor peka cahaya (photodetector). Jenis sensor peka cahaya lain yang
sering digunakan adalah phototransistor. Photodioda akan mengalirkan arus yang
membentuk fungsi linear terhadap intensitas cahaya yang diterima. Arus ini
umumnya teratur terhadap power density (Dp). Perbandingan antara arus keluaran
dengan power density disebut sebagai current responsitivity. Arus yang dimaksud
adalah arus bocor ketika photodioda tersebut disinari dan dalam keadaan
dipanjar mundur. Tanggapan frekuensi sensor photodioda tidak luas.Setiap warna
bisa disusun dari warna dasar.
Rangkaian sensor terdiri dari 2
bagian, yaitu bagian pemancar cahaya dan penerima cahaya. Rangkaian pemancar
terdiri dari resistor sebagai pembatas arus serta LED sebagai piranti yang
memancarkan cahaya. LED akan memancarkan cahaya ke obyek dan photodioda akan
menerima cahaya yang dipantulkan oleh obyek tersebut. Intensitas cahaya yang
diterima oleh photodioda akan mempengaruhi nilai resistasinya. Obyek berupa
Warna yang berbeda akan memantulkan cahaya dengan intensitas yang berbeda dan
dengan nilai resistasi yang berbeda. Semakin besar intensitas cahaya yang
diterima oleh photodioda, maka nilai 15 resistansinya akan semakin kecil dan
nilai tegangan outputnya akan Semakin kecil pula. Perbedaan nilai tegangan
output dari photodioda saat menerima cahaya pantulan dari suatu warna akan
dideteksi oleh rangkaian komparator. Tegangan referensi dapat diatur dengan
memutar variabel resistor. Untuk dapat membedakan sebuah warna, nilai tegangan
referensi diatur sehingga memiliki nilai diantara nilai tegangan output dari
photodioda saat menerima pantulan cahaya dari obyek.
SENSOR GERAK PIR
Sensor PIR (Passive Infra Red)
adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi adanya pancaran sinar infra
merah. Sensor PIR bersifat pasif, artinya sensor ini tidak memancarkan sinar
infra merah tetapi hanya menerima radiasi sinar infra merah dari luar.
Sensor ini biasanya digunakan
dalam perancangan detektor gerakan berbasis PIR. Karena semua benda memancarkan
energi radiasi, sebuah gerakan akan terdeteksi ketika sumber infra merah dengan
suhu tertentu (misal: manusia) melewati sumber infra merah yang lain dengan
suhu yang berbeda (misal: dinding), maka sensor akan membandingkan pancaran
infra merah yang diterima setiap satuan waktu, sehingga jika ada pergerakan
maka akan terjadi perubahan
Pancaran infra merah masuk
melalui lensa Fresnel dan mengenai sensor pyroelektrik, karena sinar infra
merah mengandung energi panas maka sensor pyroelektrik akan menghasilkan arus
listrik. Sensor pyroelektrik terbuat dari bahan galium nitrida (GaN), cesium
nitrat (CsNo3) dan litium tantalate (LiTaO3). Arus listrik inilah
yang akan menimbulkan tegangan dan dibaca secara analog oleh sensor. Kemudian
sinyal ini akan dikuatkan oleh penguat dan dibandingkan oleh komparator dengan
tegangan referensi tertentu (keluaran berupa sinyal 1-bit). Jadi sensor PIR
hanya akan mengeluarkan logika 0 dan 1, 0 saat sensor tidak mendeteksi adanya
pancaran infra merah dan 1 saat sensor mendeteksi infra merah. Sensor PIR
didesain dan dirancang hanya mendeteksi pancaran infra merah dengan panjang
gelombang 8-14 mikrometer. Diluar panjang gelombang tersebut sensor tidak akan
mendeteksinya. Untuk manusia sendiri memiliki suhu badan yang dapat
menghasilkan pancaran infra merah dengan panjang gelombang antara 9-10
mikrometer (nilai standar 9,4 mikrometer), panjang gelombang tersebut dapat
terdeteksi oleh sensor PIR.
Komentar
Posting Komentar